Hari Ibu
Hari Ibu adalah hari
peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya,
baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya.
Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan membebastugaskan ibu
dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya,
seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya. Dalam
hadis masyhur disebutkan bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu.
Di Indonesia hari ini dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional.
Sementara di Amerika dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia,
Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan,
dan Hong Kong, Hari Ibu atau Mother's Day (dalam bahasa Inggris)
dirayakan pada hari Minggu di pekan kedua bulan Mei. Di beberapa negara
Eropa dan Timur Tengah, Hari Perempuan Internasional atau International
Women's Day (dalam bahasa Inggris) diperingati setiap tanggal 8 Maret.
Perang Punisia (Punic War) Berakhir
Tanggal 22 Desember 146 SM, berakhirlah periode ketiga dan terakhir
dari Perang Punic yang terjadi antara Kartago dan Romawi. Pemerintahan
Kartago yang terletak di Afrika Utara memiliki kekuatan laut terbesar di
Mediterania abad ke-5 SM. Bangsa Punisia yang menghuni kota Kartago
mendirikan pemerintahan independen di sana dan memperluas kekuasaan
mereka ke hampir seluruh wilayah Afrika Utara. Rakyat negara ini
mengontrol hampir semua perdagangan internasional di Mediterania dan
karenanya, mereka hidup dengan makmur.
Perang antara
orang-orang Punisia dengan orang Romawi dimulai ketika Romawi berhasil
memperluas kekuasaan imperiumnya hingga ke Italia. Antara Kartago dan
Italia terdapat sebuah pulau bernama Sisilia, yang sebagiannya dikuasai
oleh Kartago. Ketika penduduk Sisilia memulai perlawanan melawan
orang-orang Kartago, Romawi ikut campur dan meletuslah Perang Punisia
Pertama. Perang ini berlangsung tiga babak, dan baru berakhir tahun 146
SM dengan kemenangan Romawi dan runtuhnya pemerintahan Kartago.
Raja Mehmed III Meniggal Dunia
Mehmed III dilahirkan pada 26 Mei 1566 dan meninggal 22 Desember 1603.
Ia adalah sultan Kekhalifahan Turki Ottoman dari 1595 hingga
kematiannya.
Mehmed III terkenal di sejarah Ottoman
karena memerintahkan pencekikan 16 saudaranya saat naik tahta. Mehmed
III adalah penguasa pemalas, meninggalkan pemerintahkan ke tangan
ibundanya Safiye Sultan, valide sultan. Peristiwa utama masa
pemerintahannya adalah Perang Austria-Ottoman di Hongaria (1596–1605).
Pasukan Mehmed III menaklukkan Erlau (1596) dan mengalahkan angkatan Habsburg dan Transylvania pada Pertempuran Mezokeresztes.
Masa pemerintahan Mehmed III tak menyaksikan kemunduran utama Kekhalifahan Turki Ottoman.
Gempa di Sisilia
Tanggal 22 Desember 1693, terjadi gempa bumi besar di Sisilia, sebuah
pulau yang terletak di sebelah selatan Italia. Akibat gempa ini, tiga
kota besar di pulau ini hancur total dan kota Palermo, ibu kota
Sisilia, mengalami kerusakan berat. Sekitar 80.000 orang tewas dalam
gempa bumi yang merupakan gempa yang paling banyak meminta korban dalam
sejarah Italia ini.
Pendudukan Port Said Berakhir
Tanggal 22 Desember 1956, berakhirlah pendudukan selama 50 hari yang
dilakukan oleh Inggris dan Perancis terhadap pelabuhan Port Said di
Mesir. Bersamaan dengan itu pula, kedua negara tersebut menarik pasukan
mereka keluar dari Mesir.
Peristiwa ini terjadi dalam
era Perang Suez yang berawal dari dinasionalisasinya Terusan Suez
tanggal 29 Juli 1956 oleh Gamal Abdul Naser, Presiden Mesir saat itu.
Inggris yang sebelumnya menguasai terusan tersebut tidak menerima aksi
Mesir ini sehingga kemudian bersekutu dengan Israel dan Perancis untuk
menyerang Mesir pada bulan Oktober 1956.
Nicolae Ceausescu Tumbang
Tanggal 22 Desember 1989, pemerintahan Nicolae Ceausescu, Presiden dan
Pemimpin Partai Komunis Rumania saat itu, akhirnya tumbang. Ceausescu
adalah seorang diktator yang kejam dan korup dan memerintah Romania
dengan sistem komunis sejak tahun 1965. Dalam usahanya untuk membayar
utang luar negeri yang amat besar yang ditumpuk oleh pemerintahannya
sejak tahun 1970, Ceausescu memerintahkan ekspor sebagian besar produksi
pertanian dan industrinya. Akibatnya, terjadi kekurangan makanan,
energi, obat, dan berbagai kebutuhan lainnya secara drastis di dalam
negeri. Selain itu, kebijakan nepotisme, penggusuran rakyat, dan
penekanan kehidupan agama, membuat rakyat Rumania semakin tertekan dan
akhirnya bangkit berdemonstrasi menentang pemerintahan Ceausescu.
Presiden Rumania itu pada bulan Desember 1989 memerintakan penumpasan
militer terhadap demonstran di kota Timisoara. Akibatnya demonstrasi
semakin menyebar hingga ke Bukhares, ibu kota Rumania. Pada tanggal 22
Desember, tentara berbalik membela rakyat dan pada hari yang sama,
Ceausescu dan istrinya melarikan diri dengan helikopter, namun berhasil
ditangkap oleh tentara. Tiga hari kemudian, pasangan diktator ini
diadili dan ditembak mati. (IRIB Indonesia
SUMBER :
http://indonesian.irib.ir/